News Update :

Mitos Cinta dan Aset Wisata Daerah

08 Oktober, 2013

"Danau Kasmaran Laksana Kembang Desa Yang Belum Mekar "

"Jika pria dan wanita berkunjung ke Danau Kasmaran mereka akan jodoh dan memang ada berapa pasangan yang datang mengaku ke pemerintah desa kalau mereka menikah setelah sempat berkunjung ke Danau Kasamaran, meski ada yang percaya dan yang tidak, itu terserah anda untuk menilainya karena itu mitos yang berkembang di masyarakat."
Sebuah gubuk reyot yang mulai rapuh menjadi satu-satunya tempat berlindung dari teriknya sinar mentari atau pun hujan, disisi lain terlihat  kerambah tua yang tidak lagi berfungsi, kayu-kayu yang tersusun sebagai penahan kerambah satu persatu mulai terlepas dan mengapung ke permukaan air, bahkan puluhan ton ikan yang pernah di panen dari keramba-kerambah tersebut seakan jadi cerita indah bagi gabungan kelompok tani di Desa Gemiung, Kecamatan Buana Pemaca.
Rasa lelah yang menyelimuti saat menempuh perjalanan menuju Desa Gemiung seakan terobati ketika mata memandang maha karya sang pencipta. Danau Kasmaran begitu masyarat di Kecamatan Buana Pemaca menyebutnya, meski luasnya lebih kuarang 10 hektar namun keindahannya panorama alam yang tersaji tak kalah indahnya dibanding danau lain. Hanya sayang dinas terkait belum memberikan perhatian untuk memperindah danau meski pemerintah desa sudah mengajukan usulan.
“Silakan tanya ke Dinas Pariwisata OKU Selatan nama danau kasmaran, karena kita pernah mengajukan usulan untuk membangun jalan lingkar di tepian danau sehingga bisa memperindah dan menjadi lokasi wisata, tapi sampai sekarang belum juga ada jawaban dari dinas terkait,” ujar Kepala Desa Gemiung Burhan saat ditemui kemarin.
Alkisah tentang nama danau kasmaran pun terungkap dari Burhan, meski tidak tahu kapan pastinya danau itu terbentuk tapi dari cerita turun temurun yang mereka dengar danau itu terbentuk dari mata air yang semakin hari semakin membesar hingga terbentuk danau. Dari mata air itu juga masyarakat sering mendengar suara berdengung.
“Kalau ceritanya dari mata air inilah yang berbentuk pusaran dan menimbulkan suara seperti dengungan, dari danau ini juga timbulah nama Desa Gemiung,” tuturnya.
Selanjutnya pada tahun 1982 saat presiden kedua Republik Indonesia Soeharto memberikan program pencanangan penghijauan lahan seluas 100 hektar yang dikelola PT Gas Musi di Desa Jagaraga Kecamatan Simpang, desa merekan mendapat bantuan bibit akasia dan jambu mente untuk ditaman sekitar danau. Untuk menunjang progam itu pemerintah juga membangun dam pengendali (cekdam) di tepian danau.
“Sekarang kita masih bisa melihat ada sisa tanaman akasia dan jambu mente di sekitar danau tersebut, hanya itu sudah sisanya karena tidak ada lagi program penghijauan,” tuturnya.
Lambat laun, danau tak bernama ini mulai dikenal masyarakat terutama dikalangan bujang dan gadis yang biasa berkunjung ke sana. Mitos akan terjalin hubungan hingga menikah jika berkunjung ke danau pun semakin santer di telinga masyarakat sehingga lebih dikenal dengan Danau Kasmaran.
“Pada tahun 2008 sejak desa gemiung menjadi desa devinitif sudah banyak pasangan yang menikah sejak berkunjung ke sana, ada yang datang ke rumah bercerita jika mereka menikah setelah datang ke sana,” ceritanya.
Ramainya pasangan yang kunjung terutama di sore hari dan hari libur pihaknya mulai melakukan pengawasan hal ini dilakukan biar tidak ada pasangan yang melakukan perbuatan tercela disekitar danau. “Setiap sore mulai puluk 16.00 WIB pasti ada sejumlah pasangan yang berkunjung ke sana, jadi kita selalu mengawasi,” tuturnya.
Terkait pemanfaatan danau tersebut, pihaknya mengaku pada tahun 2010 kelompok tani di desa gemiung mendapat bantuan program pembibitan ikan nila dan hasilnya sangat memuaskan setidaknya hampir puluhan ton ikan dengan dua kali masa panen. Namun sekarang lokasi itu tidak lagi dimanfaatkan meski masih banyak orang yang berkunjung ke sana.
Keindahan Danau Kasmaran juga terlontar dari M Ali ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bandar, Kecamatan Buana Pemaca. Jika bisa diibaratkan danau tersebut laksana kembang desa yang belum mekar. Dulu sebelum jalan desa gemiung seperti sekarang masih ada yang datang ke danau kasmaran apalagi kalau kondisi jalan sudah baik tentu lebih banyak yang datang. “Potensinya ada tapi semua belum bisa dikembangkan kita yakin kalau kawasan ini bisa memikat masyarakat untuk berkunjung apalagi ini merupakan asset daerah,” terangnya.
Share this Article on :
Comments
0 Comments

0 komentar:

 

© Copyright 2013 | DESIGN BATURAJA INDO WEB Jasa pembuat website dan Blog murah .