Meski pemerintah sudah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) premium dan solar sejak Senin kemarin, ongkos angkutan umum di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) belum ikut turun, bahkan Dinas Perhubungan OKU belum bisa menurunkan harga tarif tersebut
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Ilhamuddin mengatakan pihaknya belum melakukan rapat untuk menurunkan tarif angkutan karena masih melihat sejauhmana pemerintah menurunkan harga BBM
“kita tidak bisa langsung menurunkan tarif tanpa adanya rapat terlebih dulu, kita juga masih melihat apakah BBM akan turun lagi atau malah naik kembali,” ujarnya
Dikatakannya selain dinas perhubungan banyak pihak yang akan dilibatkan dalam menentukan tarif angkutan baik organisasi angkutan darat (Organda), pelajar/mahasiswa, termasuk para sopir angkutan yang dikhawatirkan tidak menerima terjadinya penurunan tarif
Selain itu krisis global yang masih melanda dan menyebabkan penurunan harga rupiah juga penyebab utama naiknya harga suku cadang kendaraan, dan ini harus diperhitungkan dinas perhubungan seperti setoran sopir ke pemilik armada, retribusi terminal, biaya cuci mobi dan ganti oli, ongkos makan dan minum sopir, serta pandapatan bersih sopir
“meski BBM turun, namun harga suku cadang masih tinggi begitu juga para pemilik kendaraan sulit untuk menurunkan uang setoran dari sopir,” ungkapnya seraya mengaskan semua pihak yang terkait dalam penetapan tarif angkutan ini harus duduk bersama memcari penyelesaiannya sehingga kedepan tidak ada pihak yang merasa dirugikan dengan tarif tersebut
Terpisah ketua Organda kabupaten OKU Sudirman saat dihubungi melalui telepon mengakui pihaknya belum bisa memutuskan setuju atau tidak terhadap penurunan tarif angkutan dalam
“kami menunggu ajakan dishub untuk bersama membahas masalah tarif,” ujarnya seraya berharap dapat difungsikan sebagai organisasi angkutan darat di OKU
Dikatakannya selama itu ketetapan tarif angkutan di dalam
Terpisah Saprudin sopir angkot jurusan perumahan tiga gajah berharap pemerintah tidak menerunkan harga tarif angkutan sebab, harga kebutuhan bahan pokok tidak mengalami penurunan, bahkan suku cadang kendaran juga masih tinggi.